RESENSI
A. Pengertian Resensi
Resensi berasal dari bahasa Latin,
yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Kedua kata tersebut berarti
melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan
istilah recensie dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Berbagai istilah tersebut mengacu kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah
buku. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan resensi sebagai ”Pertim-bangan
atau pembicaraan buku, ulasan buku”Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai
”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf,
2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi
yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya
membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan
ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk
diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Sebagaimana menulis jenis karangan
lainnya, menulis resensi juga memiliki tujuan. Gorys Keraf mengemukakan tujuan
menulis resensi sebagai berikut: ”…menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah
buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau
tidak?” (Keraf, 2001 : 274). Lebih jauh Daniel Samad (1997 : 2) mengemukakan
tujuan penulisan resensi yang meliputi lima tujuan antara lain:
a) Memberikan informasi atau
pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah
buku.
b) Mengajak pembaca untuk
memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema
yang muncul dalam sebuah buku.
c) Memberikan pertimbangan kepada
pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d) Menjawab pertanyaan yang timbul
jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa pengarangnya,
mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis
karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis karya
pengarang lain?
Menulis sebuah resensi tidaklah
mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan seorang
penulis. Menurut Brotowojoyo (1985, 125), ada tiga syarat utama seorang penulis
agar mampu menulis resensi antara lain:
a) Penulis harus memiliki pengetahuan
dalam bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah buku
novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan
perkembangannya. Hal ini diperlukan agar penulis dapat memberikan perbandingan
terhadap karya lain yang sejenis. Kepekaan analisis juga sangat dipengaruhi
unsur tersebut.
b) Penulis harus memiliki kemampuan
analisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal. Seorang
penulis resensi harus mampu menggali unsur-unsur tersebut. Unsur tersebut dianalisis
untuk dinilai kelayakannya. Kemampuan analisis ini akan mengantarkan penulis
kepada kemampuan menilai apakah sebuah buku layak dibaca masyarakat atau tidak.
c) Seorang penulis juga dituntut
memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan
membandingkan sebuah karya dengan karya lain yang sejenis. Dengan demikian ia
akan mampu menemukan kelemahan dan kekurangan sebuah karya.
B.
Sistematika Resensi
Sistematika resensi atau
bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur yang
membangun sebuah resensi menurut Samad (1997 : 7-8) adalah sebagai berikut: (1)
judul resensi; (2) data buku; (3) pembukaan; (4) tubuh resensi; dan (5)
penutup. Penjelasan tentang bagian-bagian tersebut penulis kemukakan berikut
ini.
a) Judul Resensi
Judul resensi harus menggambarkan
isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak
menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga
menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca
seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka
orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak
akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai
dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik,
sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan
mengecewakan pembaca.
b) Data Buku
Secara umum ada dua cara penulisan
data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara
lain:
a. Judul buku, pengarang (editor,
penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal
buku, dan harga buku.
b. Pengarang (editor, penyunting,
penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga
buku.
c) Pendahuluan
Bagian pendahuluan dapat dimulai
dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya.
Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara
garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis
novel tersebut.
d) Tubuh Resensi
Pada bagian tubuh resensi ini
penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis novel. Biasanya
yang dikemukakan pokok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada
bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin
disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi
selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau
dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi.
e) Penutup
Bagian akhir resensi biasanya
diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan
penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin
dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.
C.
Bagaimana Meresensi
Buku Novel?
Untuk meresensi novel terlebih
dahulu kita harus memahami unsur-unsur pembangun novel. Unsur pembangun novel
tersebut antara lain sebagai berikut: latar, perwatakan, cerita, alur, dan
tema. Latar biasanya mencakup lingkungan geografis, dimana cerita tersebut
berlangsung. Latar juga dapat dikaitkan dengan segi sosial, sejarah, bahkan
lingkungan politik dan waktu. Perwatakan artinya gambaran perilaku tokoh yang
terdapat dalam novel. Pembaca harus dapat menafsirkan perwatakan seorang tokoh.
Cara penggambaran watak ini biasanya bermacam-macam. Ada penggambaran watak
secara deskriptif dan ada pula secara ilustratif. Cerita novel bisa meliputi
peristiwa secara fisik—seperti perampokan, pembunuhan, dan kematian mendadak,
namun juga peristiwa kejiwaan yang biasanya berupa konflik batiniah pelaku.
Alur berkenaan dengan kronologis peristiwa yang disampaikan pengarang.
Sedangkan tema merupakan kesimpulan dari seluruh analisis fakta-fakta dalam
cerita yang sudah dicerna.
Sebelum menulis resensi perlu
memahami terlebih dahulu langkah-langkah yang harus ditempuh. Berkenaan dengan
itu Samad (1997 : 6-7) memberikan langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
a) Penjajakan atau pengelanaan
terhadap buku yang akan diresensi;
b) Membaca buku yang akan diresensi
secara konprehensif, cermat, dan teliti.
c) Menandai bagian-bagian buku yang
diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutif untuk
dijadikan data;
d) Membuat sinopsis atau intisari
dari buku yang akan diresensi;
e) Menentukan sikap dan menilai
hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya,
dan aspek teknisnya;
Mengoreksi dan merevisi hasil
resensi atas dasar kriteria yang kita tentukan sebelumnya. Berbagai buku paket
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia juga menganjurkan langkah-langkah
menulis resensi novel. Buku Berbahasa dan Sastra Indonesia yang ditulis
Syamsudin (2004 : 81) menyarankan langkah-langkah menulis resensi novel sebagai
berikut:
a) Tuliskan identitas buku pada
awal tulisan;
b) Kemukakan sinopsis atau
ringkasan novel tersebut;
c) Kemukakan pembahasan novel
tersebut dilihat dari unsur-unsur pembentuknya. Tunjukkan kelebihan dan
kekurangan novel tersebut disertai bukti berupa kutipan-kutipan;
d) Bagian akhir diisi dengan
simpulan, apakah novel itu cukup baik untuk dibaca serta siapa yang layak
membaca novel tersebut.
Pendapat yang lebih ringkas tentang
langkah menulis resensi novel dikemukakan dalam buku paket lain yang ditulis
Permadi (2005 : 233) sebagai berikut:
a) Pilihlah novel yang baru
diterbitkan, biasanya 3 tahun terakhir;
b) Kemukakan identitas buku novel
secara singkat berkenaan dengan pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman,
serta katalog;
c) Kemukakan garis besar novel
secara ringkat, kelebihan dan kekurangannya.
Pendapat lain tentang langkah
menulis resensi dikemukakan oleh Raharjo (2004 : 54) sebagai berikut:
a) Membaca contoh-contoh resensi;
b) Menentukan buku yang akan
diresensi;
c) Membaca buku yang akan diresensi
secara teliti;
d) Mencatat hal-hal yang menarik
dan yang tidak menarik dari buku yang akan diresensi;
e) Berlatih menyusun resensi.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas penulis melihat banyak persamaan tentang langkah-langkah penulisan
resensi. Jika semua pendapat tersebut digabungkan maka secara garis besar
langkah menulis resensi terbagi atas tiga tahapan. Tahapan menulis resensi
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan meliputi: (a)
Membaca contoh-contoh resensi; dan (b) Menentukan buku yang akan diresensi.
2. Tahap Pengumpulan data: (a)
Membaca buku yang akan diresensi; (b) Menandai bagian-bagian yang akan
dijadikan kutipan sebagai data; (c) Menuliskan data-data penulisan resensi.
3. Tahap penulisan meliputi: (a)
Menuliskan identisa buku; (b) Mengemukakan sinopsis novel; (c) Mengemukakan
kelebihan dan kekurang-an buku novel; (d) Mengemukakan sasaran pembaca; dan (e)
Mengoreksi dan memperbaiki resensi berdasarkan susunan kalimatnya, kohesi dan
koherensi karangan, diksi, ejaan dan tanda bacanya.
2 komentar:
terima kasih yah atas infonya.. ada beberapa kalimat yg aku pakedi tugas bahasa indonesiaku.. skli lg makasih
Menulis berarti menuju keabadian hidup...
Posting Komentar